Melengkapi Pemeriksaan Jajaran PPI
PORTALKRIMINAL.ID-JAKARTA: Kulik pada praktik koruptif dalam kegiatan Impor Gula di Kemendag, 2015- 2023, Dua Direktur Badan Pusat Statistik (BPS) diperiksa Kejaksaan Agung.
Upaya ini dilakukan setelah sebelumnya memeriksa Mantan Dirut PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia Agus Andiyani dan Mantan Direktur PPI 2015 -2017 CS diduga Wahyu Suparyono ?
Hanya saja, sejak disidik awal Oktober belum seorang pun dicegah bepergian ke luar negeri.
Kapuspenkum Dr. Ketut Sumedana hanya mengatakan pemeriksaan masih dalam membuat terang tindak pidana (guna tetapkan tersangka, Red).
“Langkah ini sekaligus guna memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan, ” katanya, Selasa (31/10) malam.
Dalam keterangan, tidak dijelaskan alasan pemeriksaan dua Direktur BPS, namun patut diduga upaya itu guna mencari tahu berapa sebenarnya kebutuhan gula dan Policy impor gula yang diduga untuk memperkaya diri ?
Peranan BPS seperti dikutip dari Laman BPS, antara lain menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan publik dan membantu kegiatan statistik di kementerian dan lembaga pemerintah.
Kedua Direktur BPS dimaksud, adalah DH diduga Dody Harlando selaku Direktur Statistik Industri dan WPA diduga Windhiarso Ponco Adi (Direktur Statistik Harga) dalam hal ini diwakili M dan SS.
DIREKTUR PPI
Sehari sebelumnya, Kejagung periksa CS selaku Mantan Direktur PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) periode 2015 – 2017.
Dari pencarian nama CS tidak terdapat dalam Jajaran PPI Periode 2015 – 2017.
Justru, dalam periode UU terdapat nama WS diduga Wahyu Suparyono ?
Pemeriksaan ini melengkapi upaya sebelumnya terhadap Mantan Dirut PPI Agus Andiyani pada Selasa (24/10).
Dari Laman PPI diketahui PPI mulai terlibat impor gula sejak 2020 saat mendapat penugasan impor gula kristal putih dengan kuota 50 ribu ton.
Impor ini bertujuan guna menstabilkan harga pasar gula yang akan dijual d ok bawah atau sama dengan Harga Eceran Tertinggi yakni Rp 12. 500.
“Kestabilan harga pangan menjadi tanggung jawab kita sebagai BUMN klaster pangan. Gula sebagai komoditas konsumsi yang banyak digunakan masyarakat, menjadikan impor gula ini perlu dilakukan untuk mengisi kekosongan dan menstabilkan harga gula agar tetap mudah dikonsumsi seluruh lapisan masyarakat,” Jelas Fasika Khaerul Zaman, Dirut PPI yang menggantikan Agus Andiyani.
Sejak Selasa (27/6/2023), jabatan Dirut PPI dijabat Soegeng Hernowo menggantikan Nina Sulistyowati. (ahi)