Jaga Netralitas, Jamintel Minta Jajarannya Awasi Penggunaan Multimedia

Penyelenggaraan Intelijen Yustisial

PORTALKRIMINAL.ID -JAKARTA: Memasuki tahun politik, Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Dr. Reda Manthovani minta Jajaran Intelijen untuk menjaga netralitas.

“Untuk itu, saya minta untuk mengendalikan anggotanya dengan melakukan pengawasan multimedia, ” minta Reda kepada para jajarannya yang hadir dalam pertemuan perdana, di Gedung Utama, Kejaksaan Agung.

Pertemuan perdana usai dilantik sebagai Jamintel oleh Jaksa Agung menggantikan Dr. Amir Yanto pada Selasa (31/10) lalu, dihadiri Pejabat Eselon II, III dan IV di Jajaran Intelijen Kejagung, Senin (6/11).

Dikutip dari Wikipedia, Multimedia adalah komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, audio dan video dengan alat bantu (tool) dan tautan (link).

Melalui mekanisme tersebut, pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.

INTELIJEN YUSTISIAL

Di awal pengarahannya, Reda mengingatkan lagi soal penyelenggaraan intelijen yustisial.

Dia mengatakan untuk melakukan tugas pokok intelijen itu diperlukan seni dalam mendapatkan informasi yang diolah, dianalisis dan dijadikan bahan masukan serta pertimbangan bagi user dalam mengambil suatu keputusan.

“Posisi Intelijen yang sangat strategis ini, berperan penting dalam menghasilkan produk-produk Intelijen unggulan sesuai kebutuhan hukum saat ini, ” jelasnya

PEMBENAHAN

Pada acara pengarahan tersebut yang dihadiri Sesjamintel Sarjono Turin, para Direktur dan Jajarannya, Reda fokus kepada pembenahan dan konektivitas dan komunikasi antar jajaran Intelijen.

Namun, pembenahan dimaksud terkait munculnya tudingan terhadap Jaksa Agung ada hubungan dengan Celine Evangelista atau hal lain tidak diketahui.

Dia hanya mengatakan pembenahan, juga konektivitas dan komunikasi antar jajaran Intelijen sangat penting agar terbentuk kolaborasi dan sinergitas demi keberhasilan dalam menghimpun bahan dan data keterangan yang dibutuhkan.

Menurut Reda upaya itu dilakukan agar Jajaran Intelijen Kejaksaan bekerja lebih baik lagi sebagai satu tim.

“Sebagai contoh, membangun branding Kejaksaan bukan saja tugas dari Pusat Penerangan Hukum, melainkan tugas kita bersama melalui konektivitas jejaring sampai tingkat bawah. “

Alumnus FH- Universitas Pancasila ini meyakini dengan sinergitas dan kolaborasi yang optimal Kejaksaan akan memiliki nilai jual yang tinggi.

“Apapun yang kita lakukan sudah pasti akan bedampak luas bagi institusi. Inilah yang harus dijaga dan diantisipasi ke depannya,” akhirinya. (ahi)