Ungkap Praktik Koruptif Dana Sawit, Dua anak Usaha Sinarmas Agribusiness and Food Diperiksa

PORTALKRIMINAL.ID- JAKARTA: Ungkap praktik koruptif pengelolaan dana sawit, Kejaksaan Agung cecar Manajer Produksi PT. Sinarmas Bio Energi dan PT. Smart inisial HIS.

Kapuspenkum Dr. Ketut Sumedana mengatakan pemeriksaan HIS guna memperkuat pembuktian dan lengkapi pemberkasan.

“Langkah tersebut bagian membuat terang tindak pidana (guna menemukan tersangka, Red), ” katanya, Kamis (9/11) malam.

Ketut tidak menyebutkan dalam keterangannya peran kedua anak usaha Sinarmas Agribusiness and Food dalam perkara pengelolaan dana sawit oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), 2015- 2022.

Sinarmas Bio Energi dan SMART (Sinarmas Agro Resources and Technology) terlibat perkebunan kelapa sawit dan pengelolaan tandan buah segera menjadi minyak sawit (CPO).

Aktifitas bisnis tidak berhenti di hulu namun hingga ke hilir, berupa minyak goreng, margarin, biodiesel dan lainnya.

JHONLIN AGRO RAYA

Terkait upaya menemukan tersangka Skandal Dana Sawit, sejumlah eksekutif perusahan biodiesel lainnya ikut diperiksa, antara lain HM diduga Hartono Mitra selaku Manajer Produksi PT. Jhonlin Agro Raya (JARR) milik H. Isam, Selasa (7/11).

Selain itu, Jajaran Pertamina dan anak usahanya Pertamina Patra Niaga terkait kerjasama dengan sejumlah perusahaan biodiesel.

Diantaranya, OG (Senior Analyst 1 Cash Management dan Treasury Settlement PT. Pertamina Patra Niaga), Selasa (7/11). Ini pemeriksaan kedua setelah yang pertama, Rabu (27/9).

Lainnya, AC (Operation Supplay Chain PT. Pertamina tahun 2014), diperiksa Selasa (7/11), IIM (Operation Supply Chain tahun 2014), Jumat (3/11).

Lalu, 3 Pejabat PT. Pertamina Patra Niaga, mulai RM (Manager Biofuel dan Additive Suplay Chain), Kamis (19/10), BSA (Manajer Biofuel dan Additiv Supplay Chain sekaligus Karyawan Pertamina), Rabu (27/9).

“Kita berharap Kejagung segera menetapkan para tersangka sehingga ada titik terang pengelolaan Dana Sawit, ” harap Pegiat Anti Korupsi Iqbal Daud Hutapea, Jumat (10/11).

Dia beralasan sejauh ini Publik tidak pernah tahu berapa dana yang dikelola serta penggunaannya, khususnya terkait perbaikan lingkungan akibat bisnis CPO dan Biodiesel.

“Semua saling terkait. Kita dukung aktifitas bisnis Sawit dan turunannya, tapi hendaknya pula warga terdampak kerusakan lingkungan dapat dipulihkan, ” akhirinya. (ahi)