TAPI Sebut AHA Tidak Bekerja Sendiri?
PORTALKRIMINAL.ID -JAKARTA:Pelan tapi pasti, para Pengurus PT. Aneka Tambang (Antam) Tbk mulai digaruk satu- persatu dalam perkara rekayasa Jual-Beli emas yang diduga merugikan negara sekitar Rp 1, 266 triliun.
Kini, giliran Abdul Hadi Avicena (AHA) yang menjabat GM Antam saat peristiwa terjadi pada tahun 2018 dijadikan tersangka setelah Crazy Rich Budi Said pada Kamis (18/1) pekan lalu.
Lalu, kapan giliran Broker, Pengurus Antam Eksi Anggraeni, Endang Kumoro, Misdianto, dan Ahmad Purwanto (sudah divonis perkara tindak pidana umum),
khususnya Pimpinan Antam dan aktor intelektualnya ?
“Secara kasat mata harus, karena patut diduga perbuatan dilakukan secara bersama. Tidak mungkin AHA bekerja sendiri, ” kata Ketua Tim Advokasi Patriot Indonesia (TAPI) Iqbal Daud Hutapea, Jumat (2/2).
Terkait Pimpinan Antam dan Aktor Intelektual, menurut Iqbal perlu ditelusuri sebab jual-beli emas sebanyak 7 ton bukan jumlah yang kecil, meski disebut dilakukan dengan memalsukan dokumen.
“Penelusuran ini perlu agar dapat diungkap praktik ini hingga ke akarnya agar tidak terulang dan kesan BUMN jadi sapi perahan dapat ditepis, ” akhirinya.
Eksi Dkk sudah divonis antara 1, 5 sampai 3 tahun dalam perkara penipuan oleh Pengadilan Negeri Surabaya, Jatim.
Budi Said lalu menggugat Antam karena belum melunasi kewajiban 1, 1 ton emas. Budi baru menerima 5, 9 ton.
Gugatan Budi dikabulkan dan Antam diwajibkan membayar sisa emas emas. Antam sempat ajukan PK (Peninjauan Kembali), tapi ditolak.
PERLAKUAN KHUSUS
Sebelumnya, Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kuntadi mengatakan penetapan tersangka terhadap AHA dalam perkara penjualan Logam Mulia di Butik Emas Logam Mulia Surabaya 01 Antam, sebab telah ditemukan cukup alat bukti.
“Demi kepentingan penyidikan, terhadap tersangka dilakukan penahanan di Rutan Salemba Cabang Kejari Jakarta Selatan, ” ujarnya.
Tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 UU Tipikor.
Ancaman pasal dimaksud adalah pidana seumur hidup dan atau paling lama 20 tahun penjara.
Kuntadi beberkan perkara yang terjadi sekitar tahun 2028 berawal saat AHA secara terus-menerus melobi Budi Said (BS) perihal pembelian logam mulia.
“Dengan perlakuan khusus, AHA merubah pola transaksi sehingga membuat Tersangka BS seolah-olah mendapat potongan harga (diskon). “
Akhirnya, disepakati pembelian emas akan dilakukan di luar mekanisme semata agar AHA leluasa dalam proses pendistribusian pengeluaran emas dari Antam.
Bahkan, AHA dapat mengirimkan emas sebanyak 100 kg kepada BS meskipun tanpa didasari surat permintaan resmi dari Butik Emas Logam Mulia 01 Surabaya.
Guna menutupi adanya penyerahan emas kepada BS, AHA membuat laporan yang seolah-olah menunjukkan kekurangan stok emas tersebut sebagai hal yang wajar.
“Akibat perbuatan AHA dan BS, PT Antam Tbk diduga mengalami kerugian senilai 1.136kg emas logam mulia atau kurang lebih senilai Rp1,266 triliun jika dikonversikan dengan harga emas per hari ini, ” pungkasnya. (ahi)