Anak Usaha Tene Group Ikut Diperiksa
PORTALKRIMINAL.ID-JAKARTA: Buntut pemeriksaan PI, kini Kejaksaan Agung kejar keterangan Dirut PT. Perusahaan Peradangan Indonesia (PPI) DPR diduga Dayu Padmara Rengganis terkait Skandal Impor Gula, 2015-2023.
Namun demikian, sampai pemeriksaan selesai status Dayu Padmara Rengganis yang menjabat sejak 24 Juli 2015- 24 Agustus 2016 masih berstatus saksi.
Dengan pemeriksaan Dayu, maka Dirut PPI yang menjabat periode 2015 – 2023 sesuai kurung waktu terjadinya dugaan tindak pidana korupsi nyaris telah diperiksa.
Kapuspenkum Ketut Sumedana enggan mengomentari lebih jauh pemeriksaan DPR dan keterkaitan dalam sengkarut Impor Gula.
“Dia diperiksa guna perkuat pembuktian
dan lengkapi pemeriksaan sekaligus membuat terang tindak pidana (cari tersangka, Red), ” katanya, Selasa (23/4) malam.
Tidak diungkap dalam keterangan Ketut, perencanaan Dayu hingga harus diperiksa paska pemeriksaan Karyawan PPI inisial PI, Senin (22/4).
Tapi dari keterangan sebuah sumber, disebutkan pemeriksaan DPR guna menindak -lanjuti pemeriksaan PI.
“Sesuai lazimnya penyidikan, bila ada keterangan baru tentu harus ditindak lanjuti, ” tuturnya.
Selain Dayu, ikut diperiksa ORS selaku Karyawan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero).
PETINGGI PPI
Pemeriksaan ini menambah deretan Petinggi PPI yang diperiksa, mulai Sekretaris Perusahaan S pada Senin (13/11/2023) setelah pemeriksaan pertama pada Rabu (8/11).
Lainnya, pada Senin (30/10) diperiksa CS selaku Mantan Direktur PT. PPI) 2015 – 2017. Dari pencarian nama CS tidak terdapat dalam Jajaran PPI Periode 2015 – 2017.
Dalam periode itu terdapat nama WS diduga Wahyu Suparyono.
Lainnya, Mantan Dirut PPI Agus Andiyani pada Selasa (24/10).
Dari berbagai sumber, diketahui PPI pernah ditunjuk guna mengadakan operasi pasar terkait mahalnya harga gula saat itu (2015).
Namun begitu, tidak diketahui bagaimana hubungan dengan Kemendag yang saat itu (2014 – 2015) dijabat Rachmat Gobel (Kader Partai Nasdem).
Saat itu, Dirut PPI dijabat Wahyu Suparyono dan 2016 diganti Dayu Padmara Rengganis.
MAKASSAR TENE
Secara terpisah, EW selaku Manager Accounting PT Makassar Tene yang bergerak pada gula Rafinasi sekaligus importir gula diperiksa.
Makassar Tene yang berlokasi di Makassar dan perusahaan serupa PT. Permata Dunia Sukses Utama (PDSU) yang juga bergerak pada bisnis yang sama berlokasi di Cilegon adalah anak usaha Grup Tene.
Permata Dunia Sukses Utama sudah diperiksa beberapa waktu lalu.
Ketut tidak mengurai lebih lanjut soal pemeriksaan EW. Dia hanya mengatakan pemeriksaan guna memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan.
“Semua dilakukan dalam rangkaian guna membuat terang tindak pidana (cari tersangka, Red), ” terang Ketut.
Dengan diperiksanya Makasar Tene melengkapi pemeriksaan terhadap Importir Gula.
Terakhir, diperiksa LM selaku Manajer Akunting PT. Andalan Furnindo, PT. Sentra Usahatama Jaya dan T. Medan Sugar Industry yang tergabung dalam Grup Samora.
Dari berbagai informasi, ke-3 anak usaha Grup Samora bagian dari 11 importir gula yang ditunjuk pemerintah pada 2019.
Perusahaan lain, adalah PT. Angels Products di Serang, PT Jawamanis Rafinasi di Cilegon dan PT. Permata Dunia Sukses Utama di Serang.
Lainnya, PT. Duta Sugar International di Serang, PT. Berkah Manis Makmur di Serang, PT. Dharmapala Usaha Sukses di Cilacap, PT. Sugar Labinta di Tanjung Bintang Lampung Selatan dan PT. Makassar TENE di Makassar.
Diantara 8 perusahaan, PT. Angels Products, PT. Jawamanis, PT. Permata Dunia Sukses Utama, PT. Duta Sugar Internasional dan PT. Jawamanis Rafinasi sudah diperiksa.
Duta Sugar dan Jawamanis adalah anggota grup perusahaan Wilmar Internasional Ltd milik Robert Kuok (Malaysia) dan Martua Sitorus
Lainnya, PT. Fistar Cemerlang (FC) dan PT. Panen Indah Lestari (PIL) dan PT. Kebun Tebu.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri pada Januari 2019 sempat k mengkritisi ke-11 Importir lantaran melabeli produknya sebagai gula konsumsi seperti gula kritsal putih (GKP).
Dugaan Faisal didasarkan kepada fakta perusahaan yang menjual gula Rafinasi memiliki pabrik di lokasi bukan penghasil tebu
“Padahal ke-11 perusahaan tersebut, mencantumkan gula putih atau gula lokal sehingga mengesankan gula diproduksi menggunakan tebu dari petani lokal, ” tuturnya memperkuat argumentasinya. (ahi)