Teror Kembali Terjadi, Drone Berputar-putar di Langit Kejagung dan Ditembak Jatuh

Mengapa Jampidsus Bukan Jaksa Agung ?
PORTALKRIMINAL.ID-JAKARTA: Kembali, Kejaksaan Agung diteror Bentuknya, pengiriman Drone di atas langit Kejaksaan Agung, khususnya Gedung Menara Kartika Adhyaksa dimana Jampidsus Dr. Febrie Adriansyah berkantor, Rabu (5/6) malam sekitar pukul 18. 44 WIB.

Teror dalam bentuk Drone yang berputar-putar tersebut seolah ingin memantau gerak-gerik Jampidsus , adalah untuk kedua kali terjadi. Pertama, Selasa (21/5) lalu di langit Gedung Menara Kartika Adhyaksa.

Pembedanya, kali ini Drone yang tidak beridentitas tersebut ditembak jatuh oleh Petugas Keamanan Kejagung dari atas Kantor Gedung Menara Kartika Adhyaksa.

Pertanyaan nakal pun bermunculan. Diantaranya, kenapa Jampidsus yang selalu diteror bukan Jaksa Agung ST. Burhanuddin.

Padahal, setiap perkara besar Gelar Perkara (Ekspose) dilakukan dihadapan Jaksa Agung dan atau dilaporkan ?

Kapuspenkum Ketut Sumedana enggan berspekulasi terlalu jauh soal aksi Drone yang kembali muncul di langit Kejagung.

“Kita belum tahu. Yang pasti terhadap Drone yang ditembak jatuh akan dianalisa. Jika Drone itu membahayakan akan kita laporkan ke instansi terkait, ” jawab Ketut atas pertanyaan wartawan.

Secara total, teror ini adalah untuk ketiga kalinya terjadi saat Kejagung tangani Skandal Tambang Timah Ilegal yang merugikan negara Rp 300 triliun.

Teror itu, adalah penguntitan oleh Oknum Densus 88 yang diduga dari Jawa Tengah dan Jawa Barat dan dipimpin oleh seorang Kombes.

Melihat perang Rusia-Ukraina, Hamas- Zionis Israel dan Iran -Israel, Drone dapat dipersenjatai dan berakibat kehancuran dan kerusakan.

Apakah Drone semalam bermuatan senjata dan atau racun ? Kita tunggu hasil analisis Tim Ahli Kejakgung

TAK ADA TINDAKAN?

Munculnya teror kembali ke Kejagung diduga karena tiadanya tindakan dan atau sikap tegas atas serentetan teror sebelumnya, terutama aksi Penguntitan Jampidsus ?

Mabes Polri sebelumnya merilis bahwa semua sudah Clear. Bila ada yang memunculkan hal itu patut diduga bagian untuk mengadu-domba Kejagung dengan Polri.

Ketua Tim Advokasi Patriot Indonesia (TAPI) Iqbal D. Hutapea minta agar aneka asumsi liar ditahan dulu dan beri kesempatan Kejagung untuk menganalisis Drone yang ditembak jatuh semalam.

Terkait bahwa teror selalu ditujukan kepada Jampidsus dan bukan Jaksa Agung ?

“Saya tidak mau berandai-andai, ” elaknya.

Dia berharap semua pihak menahan diri dan tidak melempar aneka isu sehingga akan memperkeruh suasana.

Pada gilirannya, menguntungkan pihak- pihak yang terkait langsung dengan aksi itu.

“Saya yakin Pimpinan Kejagung pasti akan melakukan yang terbaik, ” tutur Iqbal.

Seiring derasnya teror, Publik melihat aksi itu makin marak paska sejumlah penerima manfaat dari Skandal Timah dijadikan tersangka dan bahkan Robert Bono juga ikut diperiksa.

Seperti diketahui, praktik itu belum menyentuh aktor intelektualnya. Sejauh ini baru diketahui, 5 Smelter menyerahkan sebagian keuntungan dari tambang timah ilegal kepada Harvey Moeis melalui Helena Lim (Manajer PT. QSE).

Gugatan bermunculan, apa mungkin sekedar Perwakilan PR. Refined Bangka Tin (istilah Kejagung, Red) bisa mengendalikan semua tambang ilegal tanpa ada yang memback up ?

“Pertanyaan yang menarik. Tentu Publik punya hak untuk mengajukan pertanyaan itu. Saya tidak dalam kapasitas untuk menjawabnya, ” pungkas Iqbal. (ahi)