Mampu Jadikan Kejaksaan Organisasi Moderen Bakal Dipilih Prabowo Sebagai Jaksa Agung Mendatang?

Oleh: Abdul Haris Iriawan *)

PERDEBATAN tentang promosi tiga kali dalam kurun waktu setahun yang dialami oleh segelintir jaksa setahun terakhir tidak pernah berhenti sampai kini.

Bisa jadi karena terkait sumpah jabatan, loyalitas dan dedikasi kepada lembaga Kejaksaan, diskursus promosi luar biasa tersebut terkubur dan insan Kejaksaan hanya menjadikan sebagai bahan obrolan diantara mereka.

Meski demikian, seperti disampaikan Jaksa Agung ST. Burhanuddin dalam setiap pelantikan promosi dan mutasi dilakukan berdasarkan pertimbangan Pimpinan Kejaksaan.

Cara titik pandang dalam melihat fenomena tersebut yang berbeda.

Dan oleh karena itu pula adalah sah dalam negara demokrasi untuk berbeda pendapat demi kebaikan bersama.

Segelintir jaksa dimaksud, adalah Yuliana Sagala dipromosi sebagai Asbin pada Kejati DKJ pada November 2023, Mei 2024 dipromosi sebagai Koordinator pada Jamintel dan terakhir pada 9 Agustus 2024 sebagai Wakajati Banten.

Lainnya, Narendra Jatna dilantik sebagai Kajati DKJ pada Selasa (6/2), dipromosi sebagai Staf Ahli Jaksa Agung bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya pada Rabu (20/3). Terakhir, sebagai Jamdatun pada Kamis (4/7).

Rudi Margono lepas dari Kajati Kepri dipromosi sebagai Kajati DKJ Jakarta pada Kamis (4/4) dan ditunjuk sebagai Kepala Badan Diklat Kejaksaan pada Rabu (7/8).

Ironisnya, fakta yang terungkap di sejumlah media online tidak membuat DPR, Pemerhati dan kalangan Akademisi bicara.

Mereka seperti terperangah hanya diam membisu dan seolah tidak terusik atau tidak digubrisnya suara hati nurani jelang Pemilu 2024 sehingga isu tersebut tidak menjadi perhatian mereka.

Dari investigasi terbatas, terungkap juga tentang “tersingkirnya” Pegawai Kejaksaan non-Jaksa atau biasa dikenal Staf Tata Usaha pada jabatan-jabatan yang tidak berkaitan langsung dengan Tupoksi Jaksa.

Padahal, diantara mereka banyak memiliki latar belakang S I bidang akuntasi, manajemen dan lainnya.

Seperti jabatan Kasi, Kasubag dan Kabag Tata Usaha, Kasi, Kasubag dan Kabag Rumah Tangga sampai Karo Umum, Karo Perencanaan dan Karo Lengkap ?

Juga informasi dari bisik-bisik tetangga, soal lelang atau tender proyek dan perencanaan proyek-proyek untuk rekanan tertentu ?

Suara arus bawah ini masih perlu verifikasi. Namun lepas dari kesahihan suara arus bawah itu, hendaknya menjadi perhatian pengambil keputusan agar tidak terulang.

Sehingga, Klpada akhirnya Kejaksaan tidak hanya teruji dalam penegakan hukum, terutama pemberantasan korupsi, tapi juga teruji sebagai lembaga atau organisasi yang moderen, dalam keorganisasian dan sikap.

POSTUR KEJAKSAAN

Fakta-fakta ini disampaikan lantaran arus perubahan tidak bisa ditahan lagi seiring bakal dilantiknya Presiden Terpilih Jenderal Hor. Purn Prabowo Subianto sebagai Presiden ke -8.

Seperti terekam di media sosial, era Prabowo adalah era perubahan alias era kembalinya akal sehat.

Sebagai catatan, Prabowo tidak hanya sebagai Politisi, tapi juga sebagai Prajurit Tempur yang dipercaya pada aneka jabatan lebih tinggi karena prestasi yang diperoleh dari sejumlah medan laga.

Juga, Pengusaha yang mumpuni yang memulai usaha dari nol sampai akhirnya menjadi salah satu pengusaha handal.

Dalam konteks ini, sebagai Mantan Wadan Satuan Gultor Kopassus yang kemudian dikenal sebutan 08 tentu dia ingin Kejaksaan dan Kementerian dan non-Kementerian memiliki spirit yang sama. Tidak ada istilah anak emas, anak perak atau anak perunggu.

Semua sama. Yang membedakan prestasi dan prestasi. Itu sudah ditunjukannya saat menjabat Menhan !

Khusus untuk Kejaksaan, maka lima tahun ke depan, kita ingin Jaksa Agung yang concern dan mengedepankan kepentingan lembaga di atas kepentingan pribadi dan kelompok.

Pada akhirnya, kita akan melihat dan menyaksikan Kejaksaan yang moderen sehingga dapat diandalkan dan dipercaya mengemban tugas dari Presiden untuk mensukseskan Program Pencapaian Indonesia Emas 2045.

Siapa Jaksa Agung dimaksud ?

Seperti karakter Prabowo, pastinya yang Berprestasi, punya Kapasitas, Kapasitas dalam artian sesungguhnya.

Bukan diciptakan atas pencitraan. Apalagi kasak-kusuk kesana-kemari demi ambisi menjadi Jaksa Agung. (Wartawan Senior *)