Eks Komut Pertamina Ahok Diperiksa, Direksi Pertamina Segera Menyusul Ungkap Aktor Intelektual Skandal BBM

Kaget, Banyak Tak Diketahui Saat Jabat Komut
PORTALKRIMINAL. ID-JAKARTA: Periksa Mantan Komut PT. Pertamina Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Dirut Pertamina (2018-2024) Nicke Widyawati segera menyusul terkait upaya cari aktor intelektual Skandal Korupsi BBM.

“Kita akan berlanjut memeriksa Direksi Pertamina (setelah Komut Pertamina, Red), ” kata Kapuspenkum Dr. Harli Siregar kepada wartawan Kamis (13/3) malam.

Aktor intelektual menjadi maha penting guna menguak siapa Pembuat Kebijakan (Policy) yang menjalankan perintah aktor intelektual, guna mengekspor BBM hasil Kontrak Karya yang dinilai tidak ekonomis.

Kemudian, hal itu dijadikan alasan Sub Holding Pertamina, yakni PT. Pertamina Patra Niaga yang digawangi Riva Siahaan untuk impor BBM bekerja sama dengan putra Riza Chalid, M. Kerry Andrianto Riza dan melakukan blending RON 90 dan lebih rendah dengan RON 92.

Perbuatan mereka berakibat negara dirugikan sampai Rp 193, 7 triliun ( hanya untuk tahun 2023). Jika dihitung peristiwa pidana sejak 2018 kerugian mencapai Rp 1. 000 triliun.

Jumlah kerugian negara ini belum termasuk kerugian perekonomian negara, bila Kejaksaan Agung jerat 9 tersangka dengan tindak pidana merugikan perekonomian negara.

Sampai kini, dari 9 tersangka ditetapkan tidak seorang pun masuk kualifikasi pembuat kebijakan (Policy Makers). Semua hanya pelaksana kebijakan.

Belakangan, mencuat informasi dari TikTok yang membuat Tayangan “Permainan Si Kumis” terdapat sejumlah nama meski masih perlu diuji validitasnya.

Disebutkan dalam TikTok tersebut dari penggeledahan di kediaman Riza Chalid terungkap Riza sebagai inisiator bersama J, BG. Lalu, Erick dan Boy Thohir sebagai Koordinator.

Disebutkan pula nama Karyoto sebagai Pengaman, Fahd A. Rafiq dan Arya Sinulingga sebagai Penghubung dan Juru Kirim.

KAGET

Dicegat wartawan usai menjalani pemeriksaan selama kurang lebih 10 jam sejak pukul 08. 35 WIB sampai 18. 39 WIB, Ahok secara terus terang kaget atas sejumlah pertanyaan penyidik.

Kekagetan mantan Wagub Jokowi saat mimpin Jakarta lantaran banyak kegiatan yang tidak diketahui terjadi di anak perusahaan Pertamina (khususnya, PT. Pertamina, Red).

“Gimana gitu. Kaget aja, ” aku pria asal Belitung dengan gaya khasnya bicara apa adanya.

Rasa kaget Ahok, karena Selama menjabat Komut Pertamina dirinya memperoleh informasi kinerja BUMN tersebut selalu bagus.

Sebab itu kepada wartawan, dia sarankan kepada penyidik untuk meminta data kepada Pertamina, karena semua rapat selalu tercatat.

“Saya juga siap untuk diperiksa lagi, jika data yang akan dimintakan penyidik kepada Pertamina sudah didapat, ” pungkas Ahok.

STRATEGI

Harli Siregar mengatakan mengapa Ahok diperiksa terlebih dahulu bukan Direksi Pertamina semata demi strategi penyidik guna memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan.

“Jadi, semua dilakukan semua strategi guna perkuat pembuktian dan lengkapi pemberkasan, ” jelasnya.

Dalam rangka menguak aktor intelektual dan pembuat kebijakan, sebanyak 3 Dirjen Migas, Kementerian ESDM dan Direktur Pembinaan Usaha Hilir, Kementerian ESDM Mustika Pertiwi diperiksa.

Ketiga Dirjen tersebut, adalah DS diduga Djoko Siswanto yang menjabat tahun 2018. Dia diperiksa, Kamis (6/3).

Dua lainnya, TA diduga Tutuka Ariadji yang menjabat periode 2020- 2024 dan ES diduga Ego Syahrial periode 2019 – 2020.

Sementara agenda pemeriksaan terhadap Menteri ESDM Ignasius Jonan yang menjabat dari 14 Oktober 2016 – 20 Oktober 2019) dan Arifin Tasrif (2019- 2024) belum diketahui.

“Mereka harus diperiksa agar terungkap secara utuh perkara ini dan aktor intelektual serta pembuat kebijakan ekspor dan impor BBM dapat diketahui, ” komentari Pegiat Anti Korupsi Iqbal D. Hutapea secara terpisah.

Dia percaya atas kapasitas dan integritas Jampidsus Dr. Febrie Adriansyah dan Jajaran Tim Satgassus guna menuntaskan perkara ini.

“Yakin seyakin semua dapat diungkap dan dituntaskan, ” akhirinya sekaligus meyakini bakal menaikan Trust Publik kepada Kejaksaan menjadi lebih tinggi.(ahi)

Exit mobile version