Terjerat Perkara Bioremediasi pada 2012
PORTALKRIMINAL.ID-JAKARTA: Cari tersangka baru Skandal BBM, Kejaksaan Agung periksa Direktur PT. Chevron Pasific Indonesia (CPI) inisial WB.
Belum diketahui alasan pemeriksaan terhadap Direktur CPI, yang pernah tersandung proyek Bioremediasi tahun 2012 lalu.
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ini mengoperasikan Blok Rokan di Riau yang sejak 2021 setelah 50 tahun beroperasi, diserahkan ke PT. Pertamina.
Dalam pengoperasian, CPI bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Kapuspenkum Dr. Harli Siregar tidak bicara banyak pemeriksaan WB. Ia hanya mengatakan hal tersebut dilakukan guna memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan.
“Semua dalam rangkaian guna membuat terang tindak pidana (cari keterlibatan pihak lain, Red), ” katanya, Jumat (2/5) malam.
Sampai kini, baru 9 tersangka ditetapkan tapi belum menjerat unsur penyelanggara negara dari unsur Birokrasi, terkait pembuat kebijakan atas impor dan ekspor BBM dan Blending RON 90 dan RON 92.
Bahkan, sejauh ini penyidik baru meriksa Mantan Komut Pertamina Basuki Tjahaya Purnama dan Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan dalam perkara tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT. Pertamina, Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) 2018-2023.
Namun, Dirut Pertamina Nicke Widyawati yang menjabat sejak 2018 – 2024 saat peristiwa terjadi mulai 2018 – 2023 belum diperiksa dan juga tidak dicegah bepergian ke luar negeri.
“Tentu hal ini harus menjadi atensi Kejagung, sebab Publik terus ikuti perkembangannya, ” komentari Pegiat Anti Korupsi Iqbal D. Hutapea, Sabtu (3/5)
Dia beralasan adalah tidak mungkin Riva Siahaan (Dirut PT. Pertamina Patra Niaga) yang dijadikan tersangka bersama 8 orang lainnya berani melakukannya tanpa ada perintah.
“Riva tidak punya kuasa atas itu, ” pungkasnya.
CHEVRON PASIFIC INDONESIA
Bagi CPI, Kejagung bukan hal yang asing sebab pada 2012 pernah tersandung perkara Bioremediasi dan 7 tersangka ditetapkan oleh Jampidsus (saat itu) Andhi Nirwanto.
Mereka, terdiri Manajer Lingkungan Sumatera Light North (SLN) dan Sumatera Light South (SLS) Endah Rumbiyanti, Team Leader SLN Kabupaten Duri Propinsi Riau Widodo, Team Leader SLS Migas Kukuh, General Manager SLS Operation Bachtiar Abdul Fatah dan General Manager SLN Operation Alexiat Tirtawidjaja.
Dua lainnya, Direktur Utama PT. Sumigita Jaya Herlan dan Direktur PT. Green Planet Indonesia Ricksy Prematuri.
Jampidsus menerangkan kasus berawal 2003 -2011 ketika CPI menganggarkan kegiatan penormalan lingkungan secara keseluruhan, meliputi air, udara, dan tanah.
Program penormalan lingkungan ini bagian kontrak pertambangan antara CPI dan Badan Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).
Anggaran 23, 361 juta dolar AS telah dibayarkan ke BP Migas. Guna melaksanakan proyek Bioremediasi CPI tunjuk dua korporasi lain untuk melakukan, yakni PT. Green Planet Indonesia dan PT. Sumigita Jaya.
Namun, faktanya meski anggaran sudah dicairkan proyek berjalan tersendat meski CPI bersikeras proyek sudah dilakukan.
“Justru kita sidik ini karena (anggaran) sudah keluar. Bioremediasi dari 2006 sampai 2011, itu 23 juta dolar AS. Untuk keseluruhan program penormalan lingkungan 270 juta dolar AS. Nah, lingkungan itu meliputi, air, udara, tanah. Tanah ini lah yang disebut bioremediasi,” terang Andhi saat itu.
MISS INDONESIA 2010
Pada bagian lain, ikut diperiksa Asyfa Syafningdyah Putriambami Latief selalu Senior Officer External Comm Media PT. Pertamina International Shipping periode 2022 – 2024.
Harli Siregar yang ditanya mengatakan dalam kurun waktu tersebut diduga terima aliran dana dari tersangka GDJ (Gading Ramadhan Joedo) selaku Dirut PT. Orbit Terminal Merak dan Komisaris PT. Jenggala Maritim Nusantara.
“Jadi dalam kurun waktu 2022-2024 saksi terima aliran dana dari GRJ, ” Jawab pertanyaan wartawan, Jumat.
Saksi lain yang diperiksa, adalah SA selaku Manager Tonnage Management PT Pertamina International Shipping (PIS), MG (Manager Treasury PT. PIS) dan RP (Staf PT. PIS).
Berikutnya, HASM (VP Crude & Gas Operation PT. PIS tahun 2021 -2023), AS (VP Tonnage Management & Service PT. PIS tahun 2022 -2023) dan ATW (Staf pada Fungsi Crude Trading ISC). (Ahi)